Pendataan Rumah Tidak Layak Huni Kena Bencana Longsor & Banjir Di Kampung Putapa, Dusun Kogegu, Kabupaten Dogiyai
Pendataan Rumah Tidak Layak Huni Kena Bencana Longsor & Banjir di Kampung Putapa, Dusun Kogegu, Kabupaten Dogiyai
Kampung Putapa, yang terletak di Dusun Kogegu, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, baru-baru ini dilanda bencana alam berupa longsor dan banjir. Dampak dari kedua bencana ini sangat dirasakan oleh masyarakat setempat, terutama dalam hal kerusakan rumah dan infrastruktur vital. Banyak rumah warga di kawasan tersebut yang kini masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) akibat kerusakan berat yang dialami.
.jpg)
### Dampak Bencana Longsor dan Banjir
Bencana longsor yang terjadi di wilayah pegunungan ini menyebabkan tanah longsor menimpa sejumlah rumah yang berada di lereng bukit. Tidak hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga merusak akses jalan dan jembatan, membuat beberapa daerah menjadi sulit dijangkau. Banjir yang menyusul akibat curah hujan yang tinggi semakin memperparah kondisi. Air yang meluap merendam rumah-rumah warga, mengakibatkan kerusakan pada pondasi, dinding, serta atap.
Sebagian besar rumah yang terdampak bencana ini tidak memiliki struktur bangunan yang kuat, sehingga dengan mudah mengalami kerusakan parah. Oleh karena itu, pemerintah daerah, melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, segera melakukan pendataan terhadap Rumah Tidak Layak Huni yang terdampak bencana ini.
### Proses Pendataan RTLH
Pendataan RTLH di Kampung Putapa difokuskan untuk mengidentifikasi rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat, sedang, hingga ringan akibat bencana longsor dan banjir. Pendataan dilakukan oleh tim khusus yang terdiri dari aparat desa setempat, petugas Dinas Perumahan, serta relawan. Mereka melakukan survei lapangan, mendokumentasikan kondisi rumah, serta mencatat data-data penting dari pemilik rumah yang terdampak.
Pendataan ini sangat penting sebagai dasar untuk mengajukan bantuan perbaikan rumah kepada pemerintah, baik dalam bentuk bantuan dana tunai maupun program bedah rumah. Dalam tahap awal, setiap rumah yang didata akan dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi kerusakan, antara lain:
1. **Kerusakan Berat**: Rumah yang hampir atau sepenuhnya hancur, tidak layak dihuni lagi.
2. **Kerusakan Sedang**: Rumah masih bisa dihuni, namun memerlukan perbaikan besar di beberapa bagian.
3. **Kerusakan Ringan**: Rumah masih bisa dihuni dengan aman, namun memerlukan perbaikan ringan.
### Pentingnya Sistem Informasi Rumah Tidak Layak Huni (SIRTLH)
Untuk mempermudah proses pendataan dan pengelolaan informasi rumah tidak layak huni di daerah tersebut, Dinas Perumahan Kabupaten Dogiyai mengimplementasikan **Sistem Informasi Rumah Tidak Layak Huni (SIRTLH)**. Sistem ini memungkinkan tim di lapangan untuk mencatat data secara digital, mempercepat proses pendataan dan pelaporan.
Melalui SIRTLH, pemerintah dapat melacak perkembangan kondisi rumah yang terdampak secara real-time dan memberikan bantuan dengan lebih cepat dan tepat sasaran. Selain itu, data dari SIRTLH juga menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait alokasi anggaran dan kebijakan pemulihan pasca-bencana.
### Upaya Pemulihan dan Bantuan
Setelah pendataan selesai, langkah berikutnya adalah mengajukan bantuan untuk perbaikan rumah warga. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana. Pemerintah Kabupaten Dogiyai bersama dinas terkait akan berupaya menyalurkan bantuan secara merata dan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Selain bantuan fisik berupa renovasi rumah, pemerintah juga berencana memberikan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, serta peralatan rumah tangga bagi warga yang terdampak. Program bantuan ini bertujuan agar warga bisa segera kembali ke rumah mereka dengan kondisi yang lebih layak dan aman.








### Penutup
Pendataan rumah tidak layak huni yang terdampak bencana longsor dan banjir di Kampung Putapa, Dusun Kogegu, Kabupaten Dogiyai, merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses pemulihan pasca-bencana. Dengan adanya sistem pendataan yang terstruktur dan didukung oleh teknologi seperti SIRTLH, pemerintah diharapkan dapat menangani krisis ini dengan lebih efisien dan cepat, memastikan bahwa setiap warga mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk kembali menjalani kehidupan yang normal.